Sebuah
catatan sedehana,
Teruntuk insan yang teramat berjasa
Teruntuk insan yang teramat berjasa
“Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Assalamu’alaikum wr. wb.
Apa kabar ustadz ? Maaf.
Mungkin harusnya kami tak usah bertanya. Rasio naskah sempurna milikNya
pastilah kan buat engkau baik-baik saja menapak di bumiNya. Lewat amanah yang seringkali datang
tak terduga, rupanya skenarioNya mempertemukan kita pada ukhuwah berlandaskan
cinta padaNya.
Semoga Allah selalu memberi kesempatan untuk
merasakan manisnya iman, terus mengajarkan segala hal tentang kehidupan,
menyelipkan senyum pada beribu kisah, serta senantiasa mewarnai episode
perjuangan kami agar semakin terarah.
Entah berapa banyak, jejak yang
berhasil engkau warnai, harapan yang berhasil engkau rakit bersama pemiliknya.
Setidaknya kami mengerti, atmosfer senantiasa berganti seiring waktu yang kian
berlalu.
(Mungkin) telah menjadi hal biasa,
engkau bertemu dengan sosok baru pun dengan karakter baru. Lalu berusaha
mengakrabkan diri dengan kami. Hadir sebagai perantara Allah, dalam
sentuhan-sentuhan lembut yang membuat kami berani bermimpi besar, hingga
realita membawa kami menjadi orang besar. InsyaaAllah.
(Mungkin) hal biasa pula, engkau
melepas kepergian kami. Demi merangkai angan, agar tepat berada dalam genggaman.
Meski rindu, senantiasa menyapa pada ingatan kami.
Sebuah kebahagian tersendiri, bertemu
dengan sosok yang penuh semangat membara, seorang pencetak pemimpin-pemimpin
bangsa. Pada ranah sebuah bangunan
mungil yang berhadapan dengan suburnya pagi hijau. Kami
menyebutnya, sekolah inspirasi, SMP Islam Terpadu Bina Insan Kamil.
Beribu hal yang telah engkau ajarkan
pada kami, menyelipkan asa dalam setiap langkah. Memberi kehangatan pada
sepenggal kisah.
Terimakasih.
Atas
timbaan ilmu yang begitu berharga. Atas tangan-tangan cinta, yang bersatu padu menyempurnakan kasih
sayang-Nya.
Sungguh, sebenarnya engkau bukan
siapa-siapa kami. Namun, engkau yang memikat hati, bersedia menjadi orang tua
kedua. Bersedia mendampingi kami, agar terus bangkit tanpa sedetikpun membatasi
impian.
Semoga tak ada kesal dan kecewa karena
tingkah laku kami yang sering kali belum sesuai dengan harapan. Semoga tak ada
marah dan benci karena sering kali tutur kata kami tak sehalus dalam angan.
Semoga tak ada lara dan luka karena sering kali diri kami bukanlah seperti jiwa
yang engkau bayangkan. Semoga saja, kami tetap ada dalam tiap tiap lantunan
do’a syair cintamu pada-Nya.
Entah mungkin 20 tahun, 10 tahun, 5
tahun lagi atau bahkan kini. Engkau menyaksikan bangunan harapan kami berdiri
kokoh, menjadi nyata. Yang dahulu, pondasinya kita rakit bersama.
Hari ini, 25 november hari dimana
seluruh pahlawan tanpa lencana yang rela mendedikasikan diri untuk mencerdaskan
generasi, “diperingati”. Bentuk apresiasi atas keikhlasan dalam berbakti pada
bangsa, mendidik insan-insan bermartabat mulia.
Guru kehidupan kami sebut ia. Dalam
ajarnya ada harapan, dalam tegurnya ada do’a, dalam marahnya ada sayang, dalam
tawanya ada mesra, dalam diamnya ada bijaksana.
Sejatinya, motivasimu masih melekat,
menguatkan tekad kami. Karena
bagi kami, engkau lah sang Guru
Kehidupan~
Nukhibukum fillah,
kami
mencintaimu karna Allah
Wassalamu’alaikum wr. wb.
dari: Hidayah Noor Aisyah ( Siswa SMA IT Nur Hidayah Solo)